Sifat Sifat Teknis Tanah

Pemilihan Sifat-sifat Teknis Tanah

Tanah Dasar

Pemilihan sifat-sifat teknis tanah dasar harus difokuskan untuk penentuan daya dukung, potensi penurunan, dan posisi muka air tanah. Penentuan kapasitas daya dukung tanah membutuhkan parameter kohesi ©, sudut geser (ɸ) dan berat isi (γ) serta posisi muka air tanah. Untuk penentuan penurunan tanah dasar diperlukan parameter koefisien konsolidasi (Cᵥ), indeks kompresibiltas (Cc) dan angka pori (e).

Tanah Timbunan yang Diperkuat

Pemilihan kriteria tanah timbunan yang diperkuat harus mempertimbangkan kinerja jangka panjang struktur, stabilitas masa konstruksi dan faktor degradasi lingkungan yang terjadi terhadap perkuatan.

Pengetahuan dan pengalaman dengan lereng tanah yang diperkuat dan dinding penahan tanah yang distabilisasi secara mekanis selama ini hanyalah dengan menggunakan tanah timbunan berbutir (non-kohesi). Oleh karena itu pengetahuan tentang distribusi tegangan internal, tahan cabut, dan bentuk bidang keruntuhan terbatas pada sifat-sifat teknis unik dari jenis tanah tersebut.

Setiap tanah yang memenuhi syarat sebagai timbunan dapat digunakan dalam system perkuatan lereng. Akan tetapi material dengan kualitas tinggi akan memudahkan pemadatan dan meminimalkan kebutuhan perkuatan.

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas, persyaratan timbunan yang diperkuat yang direkomendasikan :
  1. Ukuran Saringan; 20mm, persentasi lolos 100˟
  2. Ukuran saringan 4,75 mm, persentasi lolos 100- 20
  3. Ukuran saringan 0,425 mm, persentasi lolos 0-60
  4. Ukuran saringan 0.0755 mm, persentasi lolos 0-50
Indek Plastisitas (PI) ≤ 20 mengacu pada SNI- 03-1966-1990 (AASHTO T90)

Ukuran butir maksimum dapat sampai 100mm dengan syarat uji lapangan telah atau akan dilakukan untuk mengevaluasi potensi reduksi kekuatan geosintetik akibat instalasi/pemasangan. Pada semua kasus, factor reduksi kekuatan geosintetik harus diperiksa terhadap ukuran butir dan ketajaman batu.

Tanah timbunan harus dipadatkan hingga mencapai 95% berat isi kering pada kadar air optimum sesuai SNI 03-1742-1998 Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah (AASHTO T-99). Tanah kohesif sebaiknya dipadatkan dengan ketebalan penghamparan 15 cm sampai dengan 20cm, sedangkan tanah granular dipadatkan dengan ketebalan penghamparan 20cm sampai dengan 30cm.

Uji elektrokimia sebaiknya dilakukan pada tanah timbunan untuk mendapatkan data untuk mengevaluasi degradasi perkuatan. Pengendalian kadar air dan kepadatan selama masa kontruksi sangat diperlukan untuk mencapai nilai nilai kekuatan dan interaksi yang diharapkan. Deformasi selama masa konstruksi juga harus dimonitor dengan seksama dan harus dijaga agar tetap tidak melebihi batasan-batasan yang disyaratkan. Monitoring kinerja juga disarankan untuk tanah timbuanan di luar syarat yang disarankan tersebut diatas. Jangan lupa baca juga  Geotextile untuk menaikan nilan CBR tanah.